

Loa Kulu, 29 April 2025 — 3 desa dari Kecamatan Tenggarong Seberang, yakni Desa Bhuana Jaya, Sukamaju, dan Mulawarman melakukan kunjungan studi tiru ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Barokah yang berada di Kecamatan Loa Kulu, pada Selasa (29/4). Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang telah berjalan di wilayah tersebut.
Kunjungan tersebut dihadiri oleh Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Tenggarong Seberang, Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu, serta Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari ketiga desa, yaitu Ketua BPD Desa Sukamaju, Ketua BPD Desa Bhuana Jaya, dan Ketua BPD Desa Mulawarman.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan disambut langsung oleh Kasi Pelayanan Umum Muhammad Fadli,S.Sos yang menjelaskan sistem kerja pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga proses daur ulang dan pemanfaatan hasil olahan. Para peserta studi tiru juga diajak melihat langsung area pemilahan sampah organik dan anorganik, serta proses pembuatan kompos dari limbah organik rumah tangga.

Dalam kesempatan tersebut, Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu Muhammad Fadli, S.Sos turut memberikan sambutannya dan menyambut baik kunjungan studi tiru dari tiga desa di Kecamatan Tenggarong Seberang. Ia menyampaikan bahwa pengelolaan sampah di TPS3R Barokah merupakan hasil kerja sama antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait lainnya yang terus berupaya menjaga kebersihan lingkungan serta memberikan nilai tambah bagi warga.
“Kami di Kecamatan Loa Kulu sangat terbuka untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Harapan kami, apa yang telah berjalan di TPS3R Barokah ini bisa menjadi contoh yang bermanfaat dan dapat diadaptasi oleh desa-desa lain, termasuk di Kecamatan Tenggarong Seberang,” ujar Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu dalam sambutannya.
Beliau juga menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung program pengelolaan sampah, karena tanpa partisipasi warga, upaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat tidak akan berjalan maksimal.

Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Tenggarong Seberang, dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa kunjungan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa di Kecamatan Tenggarong Seberang untuk mulai menerapkan sistem pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat.
“Kami ingin agar desa-desa di Kecamatan Tenggarong Seberang dapat mengadopsi sistem pengelolaan sampah seperti yang dilakukan di TPS3R Barokah ini, demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sekaligus memberdayakan masyarakat,” ujarnya.
Ketua BPD Desa Bhuana Jaya juga mengungkapkan ketertarikannya terhadap TPS3R ini dan berharap desa-desa di Kecamatan Tenggarong Seberang bisa segera merintis program serupa.
Studi tiru ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab antar peserta dan pengelola TPS3R, di mana para peserta berbagi pengalaman sekaligus membahas tantangan dan peluang dalam pengelolaan sampah di masing-masing desa.



Setelah sesi tanya jawab, rombongan diajak berkeliling melihat langsung cara pengelolaan sampah di TPS3R Barokah, mulai dari proses pengumpulan, pemilahan antara sampah organik dan anorganik, pembakaran sampah yang tidak bisa diolah, hingga proses pengolahan dan pemanfaatan hasilnya seperti pembuatan kompos dari limbah organik rumah tangga. Para peserta studi tiru tampak antusias mengikuti penjelasan dan proses yang ditunjukkan oleh pengelola TPS3R.




